Selasa, 29 Desember 2015

Multimedia Forensics is Not Computer Forensics - Rainer Bohme, Felix C. Freiling

Pada paper ini membahas tentang topic multimedia dalam dunia forensic. Munculnya teknologi informasi dan komunikasi pada era digital mengubah dunia.


Gambar diatas adalah Ontologi forensik, dimana dapat membagi semua ilmu forensik sebagai bukti. Dimana domain adalah fakta-fakta yang di ambil klasik (analog) untuk menemukan jejak bukti fisik tetapi untuk sebagian orang bukti fisik juga penting. bukti digital adalah tidak berwujud dan karena itu muncul lebih abstrak. Bukti digital biasanya diambil dari biner seperti bit string lalu di ekstrak dari perangkat penyimpanan computer. Sehingga computer forensic dan forensic multimedia sangat ketergantungan pada bukti digital.

Forensic klasik untuk mengekstrak fakta pembuktian dari fisik bukti dalam kenyataannya. Prinsip pada forensic analog materi dan transfer. Materi terbagi menjadi bagian yang lebih kecil ketika kekuatan yang cukup diterapkan, prinsip transfer (pertukaran) dua entitas pernah berinteraksi didunia maya.

Prinsip keduanya berlaku sebuah konsep "Bukti fisik tidak dapat salah, tidak bisa bersumpah palsu itu sendiri, tidak bisa seluruhnya absen. Hanya kegagalan manusia untuk menemukannya, belajar dan memahami itu, dapat mengurangi nilainya. "

Komputer adalah mesin fisik yang merupakan bagian realitas maka dari itu jika menerapkan prinsip dibagi dan transfer maka berlaku juga untuk komputer forensik.
Multimedia forensik adalah hal pentng dari data digital yang sering di temykan dan dianalisis. Tetapi untuk saat ini banyak software canggih yang mungkin digunakan untuk mengubah barang bukti media digital. Akibatnya, keaslian dari barang bukti digital dapat dijadikan sebuah pertanyaan penting di pengadilan karena keputusan mungkin berdasarkan bukti digital.
Dalam forensik multimedia, secara umum diasumsikan bahwa penyidik ​​forensic tidak memiliki pengetahuan dari aslinya dianggap. Metode seperti ini disebut 'buta' dan biasanya memanfaatkan dua sumber utama jejak digital :
  • Karakteristik perangkat akuisisi dapat diperiksa untuk kehadiran mereka sangat (skenario identifikasi) atau konsistensi (skenario deteksi manipulasi).
  • Artefak operasi pengolahan sebelumnya dapat dideteksi dari tindakan manipulasi 

Meskipun forensic computer dan forensic digital multimedia mengeksplorasi bukti, tetapi keduanya memiliki perbedaan dari forensic digital. Dalam forensic multimedia menggunakan simbol-simbol sebagai bukti digital. Tidak seperti komputer forensik, digital bukti forensik multimedia terkait dengan dunia luar dan tidak dapat direproduksi dengan mesin.

Ketidakpastian tentang umumnya incognizable realitas bukanlah satu-satunya perbedaan mendasar antara forensik multimedia dan komputer forensik. Transformasi dari dunia analog ke simbol diskrit sendiri menambahkan derajat lanjut kebebasan pada tingkat sensor. Terutama sejauh dari kuantisasi merupakan faktor yang sangat berpengaruh untuk semua teknik forensik multimedia, tetapi secara umum setiap jenis pengolahan pasca dalam sensor harus dibawa ke account untuk analisis mendalam dari data media digital. Menurut definisi, kuantisasi menyebabkan hilangnya informasi dan dengan demikian memperkenalkan ketidakpastian dalam analisis forensik. Kuantisasi tidak hanya mengacu pada skema kompresi lossy seperti JPEG, tetapi misalnya juga untuk resolusi output data.

Mengenai forensik multimedia, kita dapat membedakan dua golongan:
  • Mengubah hasil skema identifikasi oleh salah menekan sejati sumber atau pemalsuan yang berbeda.
  • Menyembunyikan post-processing oleh sintesis karakteristik perangkat otentik atau penekanan artefak post-processing





Tidak ada komentar:

Posting Komentar