Multimedia
Forensics is Not Computer Forensics - Rainer Bohme, Felix C. Freiling
Pada
paper ini membahas tentang topic multimedia dalam dunia forensic. Munculnya teknologi
informasi dan komunikasi pada era digital mengubah dunia.
Gambar diatas adalah Ontologi forensik, dimana dapat membagi
semua ilmu forensik sebagai bukti. Dimana domain adalah fakta-fakta yang di
ambil klasik (analog) untuk menemukan jejak bukti fisik tetapi untuk sebagian
orang bukti fisik juga penting. bukti digital adalah tidak berwujud dan karena itu muncul lebih abstrak.
Bukti digital biasanya diambil dari biner seperti bit string lalu di ekstrak
dari perangkat penyimpanan computer. Sehingga computer forensic dan forensic multimedia
sangat ketergantungan pada bukti digital.
Forensic klasik untuk mengekstrak fakta
pembuktian dari fisik bukti dalam kenyataannya. Prinsip pada forensic analog
materi dan transfer. Materi terbagi menjadi bagian yang lebih kecil ketika
kekuatan yang cukup diterapkan, prinsip transfer (pertukaran) dua entitas
pernah berinteraksi didunia maya.
Prinsip keduanya berlaku
sebuah konsep "Bukti fisik tidak dapat salah, tidak bisa bersumpah palsu
itu sendiri, tidak bisa seluruhnya absen. Hanya kegagalan manusia untuk
menemukannya, belajar dan memahami itu, dapat
mengurangi nilainya. "
Komputer adalah mesin fisik yang merupakan bagian realitas
maka dari itu jika menerapkan prinsip dibagi dan transfer maka berlaku juga
untuk komputer forensik.
Multimedia forensik adalah hal pentng dari data digital yang
sering di temykan dan dianalisis. Tetapi untuk saat ini banyak software canggih
yang mungkin digunakan untuk mengubah barang bukti media digital. Akibatnya,
keaslian dari barang bukti digital dapat dijadikan sebuah pertanyaan penting di
pengadilan karena keputusan mungkin berdasarkan bukti digital.
Dalam forensik
multimedia, secara umum diasumsikan bahwa penyidik forensic tidak memiliki
pengetahuan dari aslinya dianggap. Metode seperti ini disebut 'buta' dan
biasanya memanfaatkan dua sumber utama jejak digital :
- Karakteristik perangkat akuisisi dapat diperiksa untuk kehadiran mereka sangat (skenario identifikasi) atau konsistensi (skenario deteksi manipulasi).
- Artefak operasi pengolahan sebelumnya dapat dideteksi dari tindakan manipulasi
Meskipun
forensic computer dan forensic digital multimedia mengeksplorasi bukti, tetapi
keduanya memiliki perbedaan dari forensic digital. Dalam forensic multimedia
menggunakan simbol-simbol sebagai bukti digital. Tidak seperti komputer
forensik, digital bukti forensik multimedia terkait dengan dunia luar dan tidak
dapat direproduksi dengan mesin.
Ketidakpastian tentang
umumnya incognizable realitas bukanlah satu-satunya perbedaan mendasar antara
forensik multimedia dan komputer forensik. Transformasi dari dunia analog
ke simbol diskrit sendiri menambahkan derajat lanjut kebebasan pada tingkat
sensor. Terutama sejauh dari kuantisasi merupakan faktor yang sangat
berpengaruh untuk semua teknik forensik multimedia, tetapi secara umum setiap
jenis pengolahan pasca dalam sensor harus dibawa ke account untuk analisis
mendalam dari data media digital. Menurut definisi, kuantisasi menyebabkan
hilangnya informasi dan dengan demikian memperkenalkan ketidakpastian dalam
analisis forensik. Kuantisasi tidak hanya mengacu pada skema kompresi lossy
seperti JPEG, tetapi misalnya juga untuk
resolusi output data.
Mengenai forensik
multimedia, kita dapat membedakan dua golongan:
- Mengubah hasil skema identifikasi oleh salah menekan sejati sumber atau pemalsuan yang berbeda.
- Menyembunyikan post-processing oleh sintesis karakteristik perangkat otentik atau penekanan artefak post-processing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar