Minggu, 20 Desember 2015

ANALISIS PAPER PEMBAHASAN MODEL INVESTIGASI

Ankit Agarwal, Megha Gupta, and Saurabh Gupta, “Systematic Digital Forensic Investigation Model,” International Journal of Computer Science and Security (IJCSS) 5, no. 1 (2011): 118–34.

Forensika komputer muncul karena banyak kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan sistem komputer untuk melakukan sesuatu kejahatan. Banyak definisi dari forensika digital, tetapi forensic digital telah didefinisikan sebagai penggunaan metode ilmiah untuk mengidentifikasi barang bukti digital serta melestarikan keaslian dari barang bukti digital tersebut.
Barang bukti digital sendiri termasuk barang bukti abstrak, dimana barang bukti digital berupa HP, laptop maupun harddisk di sebut barang bukti elektronik. Barang elektronik tersebut harus di olah menggunakan tools-tools yang ada, hasil dari barang bukti elektronik itu yang di namakan bukti digital dan dapat dijadikan bahan untuk di pengadilan nantinya. Akan tetapi teknologi untuk ke depannya akan semakin canggih, maka diperlukan perbaruan untuk tools-tools untuk menunjang hasil dari barang bukti elektronik.


Yunus Yusoff, Roslan Ismail, and Zainuddin Hassan, “Common Phases of Computer Forensics,” International Journal of Computer Science & Information Technology (IJCSIT) 3, no. 3 (2011): 17–31, http://airccse.org/journal/jcsit/0611csit02.pdf.

Pada jurnal ini, membahas tentang perbandingan model suatu forensic komputer, setiap model mempunyai tahapan umum masing-masing. Dari beberapa model yang ada pada jurnal ini pada dasarnya semua tahap harus melalui suatu identifikasi maupun investigasi terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang paling utama untuk mendapatkan hasil yang selanjutnya. Tahap selanjutnya akan dilakukan sesuai dengan kebutuhannya atau sesuai dengan tindak kejahatan dari barang bukti elekronik yang ada. Semakin mudah masalahnya, tahapan dalam penyelidikan kasus semakin cepat mengetahui hasilnya. Begitu sebaliknya semakin rumit masalahnya, semakin banyak tahap yang dilakukan.
Semakin banyak kemajuan teknologi yang berkembang, semakin banyak juga model yang harus dikembangkan untuk melakukan suatu penyelidikan dalam kasus kejahatan barang elektronik. Karena akan semakin rumit juga tahap penyelesaiannya. Jadi harus selalu ada model terbaru untuk menyelesaikan kasus yang ada. Semua yang dilakukan baik untuk pengembangan komputer baru untuk metodologi penyelidikan forensic kedepannya.

Eso Dieko et al., “On Forensics Investigation Models” I (2014): 22–24, http://www.iaeng.org/publication/WCECS2014/WCECS2014_pp177-184.pdf; Aleksandar Valjarevic, Hein S Venter, and Melissa Ingles, “Towards a Prototype for Guidence and Implementation of a Standardized Digital Forensic Investigation Process,” in Information Security for South Africa (ISSA) (Johannesburg: IEEE, 2014), 1–8.

Pada jurnal ini membahas tentang tantangan yang terjadi untuk mengembangkan analisis forensic digital. Karena setiap kejahatan pasti meninggalkan barang bukti. Karena barang bukti akan memperjelas masalah yang sudah terjadi. Barang bukti yang ada, nanti akan di proses untuk menarik suatu kesimpulan dari barang bukti tersebut.
Prosedur yang harus dilakukan penyidik agar mendapatkan laporan yang dapat diterima harus melakukan deskripsi secara manual dengan bahasa yang semua orang mengerti.
Model yang mempunyai kualitas baik dan waktu yang diperlukan tidak lama itulah model yang relevan, model yang harus digunakan.


A New Approach of Digital Forensic Model for Digital Forensic Investigation
Inikpi O. Ademu, Dr Chris O. Imafidon, Dr David S. Preston

Pada jurnal ini membahas tentang pendekatan digital forensic. Karena sekarang sudah masuk dalam era yang semuanya menggunakan teknologi canggih.
      Menurut Nikkel (2006 ) forensik digital sebagai penggunaan ilmiah berasal dan metodemenuju identifikasi , pelestarian , koleksi , validasi , analisis terbukti, interpretasi , dokumentasi dan presentasi digital bukti yang berasal dari sumber-sumber digital untuk tujuan memfasilitasi atau melanjutkan rekonstruksi peristiwa ditemukan menjadi kriminal , atau membantu untuk mengantisipasi tindakan yang tidak sah terbukti mengganggu operasi yang direncanakan.
      Barang bukti digital sendiri mempunyai karakteristik dan barang bukti mempunyai beberapa model yang didalam setiap model terdapat beberapa komponen yang berbeda dari model satu dengan lainnya.
      Jadi barang bukti yang diproses harus dapat diterima, harus tepat dalam penangannya, dan harus akurat agar dapat diterima dalam pengadilan. Jadi perlu adanya pengembangan model disetiap perkembangannya agar hasilnya relevan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar