ANALISIS PAPER PEMBAHASAN MODEL INVESTIGASI
Ankit
Agarwal, Megha Gupta, and Saurabh Gupta, “Systematic Digital Forensic
Investigation Model,” International
Journal of Computer Science and Security (IJCSS) 5, no. 1 (2011): 118–34.
Forensika komputer muncul
karena banyak kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan sistem komputer untuk
melakukan sesuatu kejahatan. Banyak definisi dari forensika digital, tetapi
forensic digital telah didefinisikan sebagai penggunaan metode ilmiah untuk
mengidentifikasi barang bukti digital serta melestarikan keaslian dari barang
bukti digital tersebut.
Barang bukti digital sendiri
termasuk barang bukti abstrak, dimana barang bukti digital berupa HP, laptop
maupun harddisk di sebut barang bukti elektronik. Barang elektronik tersebut
harus di olah menggunakan tools-tools yang ada, hasil dari barang bukti
elektronik itu yang di namakan bukti digital dan dapat dijadikan bahan untuk di
pengadilan nantinya. Akan tetapi teknologi untuk ke depannya akan semakin
canggih, maka diperlukan perbaruan untuk tools-tools untuk menunjang hasil dari
barang bukti elektronik.
Yunus
Yusoff, Roslan Ismail, and Zainuddin Hassan, “Common Phases of Computer
Forensics,” International Journal of
Computer Science & Information Technology (IJCSIT) 3, no. 3 (2011):
17–31, http://airccse.org/journal/jcsit/0611csit02.pdf.
Pada jurnal ini, membahas
tentang perbandingan model suatu forensic komputer, setiap model mempunyai
tahapan umum masing-masing. Dari beberapa model yang ada pada jurnal ini pada
dasarnya semua tahap harus melalui suatu identifikasi maupun investigasi
terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang paling utama untuk mendapatkan
hasil yang selanjutnya. Tahap selanjutnya akan dilakukan sesuai dengan
kebutuhannya atau sesuai dengan tindak kejahatan dari barang bukti elekronik
yang ada. Semakin mudah masalahnya, tahapan dalam penyelidikan kasus semakin
cepat mengetahui hasilnya. Begitu sebaliknya semakin rumit masalahnya, semakin
banyak tahap yang dilakukan.
Semakin banyak kemajuan
teknologi yang berkembang, semakin banyak juga model yang harus dikembangkan
untuk melakukan suatu penyelidikan dalam kasus kejahatan barang elektronik.
Karena akan semakin rumit juga tahap penyelesaiannya. Jadi harus selalu ada
model terbaru untuk menyelesaikan kasus yang ada. Semua yang dilakukan baik
untuk pengembangan komputer baru untuk metodologi penyelidikan forensic
kedepannya.
Eso
Dieko et al., “On Forensics Investigation Models” I (2014): 22–24,
http://www.iaeng.org/publication/WCECS2014/WCECS2014_pp177-184.pdf; Aleksandar
Valjarevic, Hein S Venter, and Melissa Ingles, “Towards a Prototype for
Guidence and Implementation of a Standardized Digital Forensic Investigation
Process,” in Information Security for
South Africa (ISSA) (Johannesburg: IEEE, 2014), 1–8.
Pada jurnal ini membahas
tentang tantangan yang terjadi untuk mengembangkan analisis forensic digital.
Karena setiap kejahatan pasti meninggalkan barang bukti. Karena barang bukti
akan memperjelas masalah yang sudah terjadi. Barang bukti yang ada, nanti akan
di proses untuk menarik suatu kesimpulan dari barang bukti tersebut.
Prosedur yang harus
dilakukan penyidik agar mendapatkan laporan yang dapat diterima harus melakukan
deskripsi secara manual dengan bahasa yang semua orang mengerti.
Model yang mempunyai kualitas baik dan waktu yang
diperlukan tidak lama itulah model yang relevan, model yang harus digunakan.
A New Approach of
Digital Forensic Model for Digital Forensic Investigation
Inikpi O. Ademu, Dr Chris O.
Imafidon, Dr David S. Preston
Pada jurnal ini membahas
tentang pendekatan digital forensic. Karena sekarang sudah masuk dalam era yang
semuanya menggunakan teknologi canggih.
Menurut Nikkel (2006 ) forensik digital
sebagai penggunaan ilmiah berasal dan metodemenuju
identifikasi , pelestarian , koleksi , validasi , analisis terbukti, interpretasi , dokumentasi dan presentasi digital bukti yang
berasal dari sumber-sumber digital untuk tujuan memfasilitasi
atau melanjutkan rekonstruksi peristiwa ditemukan menjadi
kriminal , atau membantu untuk mengantisipasi tindakan yang tidak sah terbukti mengganggu operasi yang direncanakan.
Barang bukti digital sendiri mempunyai
karakteristik dan barang bukti mempunyai beberapa model yang didalam setiap
model terdapat beberapa komponen yang berbeda dari model satu dengan lainnya.
Jadi barang bukti yang diproses harus dapat
diterima, harus tepat dalam penangannya, dan harus akurat agar dapat diterima
dalam pengadilan. Jadi perlu adanya pengembangan model disetiap perkembangannya
agar hasilnya relevan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar